MONITORING PADI GOGO DI KELOMPOKTANI SAGARA TANI: MENGUNGKAP KENDALA PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Pasirbuncir, Caringin, 31 Desember 2024 – Penyuluh Urusan Supervisi, Andri Kw, melakukan monitoring pertumbuhan dan perkembangan padi Gogo dalam Program Perluasan Areal Tanam (PAT) di Kelompoktani Sagara Tani, Desa Pasirbuncir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, pada Selasa (31/12).
Program PAT padi Gogo ini merupakan hasil kolaborasi antara Kelompoktani Sagara Tani dan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, dengan lokasi tanam yang memanfaatkan lahan milik jurusan peternakan Polbangtan Bogor di Desa Pasirbuncir.
Hasil monitoring menunjukkan adanya kendala signifikan pada fase generatif padi Gogo, yaitu pertumbuhan malai yang kurang maksimal dan tidak seragam pada usia tanam lebih dari dua bulan.
Temuan Monitoring
1. Pertumbuhan Malai:
Sebagian besar tanaman belum menunjukkan pembentukan malai meskipun telah memasuki fase generatif.
Beberapa tanaman telah menghasilkan malai, namun pertumbuhannya tidak seragam baik dalam ukuran maupun kematangan.
2. Analisis Penyebab Kendala:
Ketersediaan Unsur Hara: Nutrisi tanah di lokasi tanam diketahui kurang optimal. Tanaman padi memerlukan pasokan nitrogen, fosfor, dan kalium yang cukup untuk mendukung pembentukan malai. Kekurangan nutrisi menyebabkan pertumbuhan tidak maksimal.
Kondisi Iklim dan Curah Hujan: Padi Gogo sangat bergantung pada curah hujan, sementara dua bulan terakhir mengalami kemarau yang mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan terganggu. Hal ini memengaruhi proses transisi dari fase vegetatif ke generatif.
Teknik Budidaya: Teknik pemupukan yang tidak tepat, termasuk waktu dan dosis, menjadi salah satu penyebab. Penundaan atau ketidaktepatan pemberian pupuk dapat memperlambat pembentukan malai.
Varietas Padi: Varietas padi yang digunakan kemungkinan kurang sesuai dengan karakteristik lahan di Desa Pasirbuncir, sehingga adaptasinya terhadap kondisi lingkungan menjadi kurang optimal.
Pengelolaan Lahan: Kesiapan lahan yang kurang maksimal, termasuk kedalaman olah tanah dan aerasi, turut berkontribusi pada hasil yang tidak merata.
Output Kegiatan:
Dari hasil monitoring, diperoleh sejumlah rekomendasi yang akan dijalankan untuk mengatasi kendala ini, yaitu:
1. Peningkatan Kualitas Tanah: Dilakukan penambahan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah nutrisi.
2. Teknik Pemupukan yang Tepat: Menerapkan pola pemupukan berimbang sesuai fase pertumbuhan tanaman untuk meningkatkan ketersediaan nutrisi pada fase generatif.
3. Pengaturan Air: Membuat sistem irigasi tambahan atau cadangan untuk mengantisipasi fluktuasi curah hujan.
4. Pemilihan Varietas yang Tepat: Menggunakan varietas unggul padi Gogo yang lebih adaptif terhadap kondisi lahan kering dan perubahan iklim.
5. Pendampingan Intensif: Polbangtan Bogor dan penyuluh akan memberikan penyuluhan lebih intens kepada petani tentang teknik budidaya yang tepat.
Penyuluh Urusan Supervisi, Andri Kw menegaskan pentingnya langkah-langkah perbaikan ini untuk mendukung keberhasilan program PAT padi Gogo. “Dengan evaluasi dan tindak lanjut yang terarah, kami optimis produksi padi Gogo di Kelompoktani Sagara Tani dapat lebih maksimal,” ujar Andri Kw.
Melalui kerjasama yang solid antara Penyuluh setempat, Polbangtan Bogor dan petani lokal, diharapkan padi Gogo tidak hanya tumbuh lebih baik, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan Kabupaten Bogor. [Red_AKw]
Komentar
Posting Komentar