MONITORING PERLUASAN AREAL TANAM: KELOMPOKTANI PUNCAK TANI OPTIMALKAN POTENSI SAWAH
Desa Tanjungsari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor—Dalam rangka pemantauan program Perluasan Areal Tanam Padi Sawah, Penyuluh Pertanian Andri Kw mengunjungi Kelompoktani Puncak Tani pada Senin (212). Kegiatan ini berfokus pada diskusi lapangan dengan anggota kelompoktani yang sedang melakukan pengolahan lahan untuk persiapan budidaya padi sawah.
Dalam diskusi, Pak Opa, salah satu anggota kelompoktani, mengungkapkan tantangan yang dihadapi selama musim kemarau. "Di musim penghujan, suplai air untuk sawah kami cukup, tetapi saat kemarau, suplai air terganggu hingga tiga sampai empat bulan. Ini sudah terjadi selama hampir tiga musim tanam," jelasnya. Kondisi ini menyebabkan mereka tidak dapat melakukan budidaya padi secara optimal.
Pak Ahmad, anggota lainnya, menambahkan bahwa adanya fasilitasi irigasi perpompaan menjadi harapan besar bagi Kelompoktani Puncak Tani. "Jika irigasi perpompaan dapat dioptimalkan, kami bisa bertanam padi hingga tiga kali dalam setahun tanpa tergantung musim," ujarnya.
Selain itu, mereka menyampaikan masukan penting kepada Penyuluh Pertanian terkait bak penampung air. "Kami berharap tinggi bak penampung dapat ditingkatkan sehingga area sawah yang dapat diairi menjadi lebih luas," ungkap Pak Opa.
Penyuluh Pertanian Andri Kw menyambut baik masukan tersebut dan berkomitmen untuk meneruskannya kepada pihak terkait guna mendukung optimalisasi program irigasi. Dengan peningkatan infrastruktur irigasi, Kelompoktani Puncak Tani berharap dapat meningkatkan produktivitas sawah mereka dan mewujudkan ketahanan pangan yang lebih baik di wilayah ini.
Kunjungan ini menjadi langkah strategis dalam mendorong keberlanjutan program Perluasan Areal Tanam Padi Sawah di Kabupaten Bogor.
Program Perluasan Areal Tanam (PAT) merupakan salah satu program strategis nasional yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian dengan memanfaatkan lahan potensial yang sebelumnya belum dimaksimalkan untuk budidaya tanaman pangan, khususnya padi.
Dalam implementasinya, PAT dirancang untuk menjawab tantangan ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri. Beberapa langkah utama yang dilakukan melalui program ini meliputi:
1. Pemanfaatan Lahan Tidur: Mengolah lahan non-produktif atau kurang dimanfaatkan menjadi lahan pertanian aktif.
2. Fasilitasi Infrastruktur Irigasi: Penyediaan dan perbaikan fasilitas irigasi seperti perpompaan, perpipaan dan embung untuk menjamin pasokan air ke lahan pertanian, terutama di daerah rawan kekeringan.
3. Pendampingan Teknologi dan Penyuluhan: Memberikan dukungan teknologi pertanian modern serta pendampingan oleh penyuluh pertanian untuk meningkatkan efektivitas budidaya.
4. Mendorong Pertanian Berkelanjutan: Mengedepankan praktik pertanian yang ramah lingkungan untuk menjaga kualitas lahan jangka panjang.
Program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan hasil panen padi hingga tiga kali dalam setahun, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan dukungan penuh dari pemerintah, PAT menjadi salah satu upaya nyata dalam mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan, sesuai visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat kemandirian pangan Indonesia. [Red_AKw]
Komentar
Posting Komentar