PENYULUHAN PMK DAN DETEKSI KEBUNTINGAN PADA TERNAK DI KELOMPOKTANI MEKAR SARI: PETANI SEMAKIN CERDAS, TERNAK SEMAKIN SEHAT



Cijeruk, Kabupaten Bogor – Upaya meningkatkan kesadaran dan keterampilan peternak dalam mencegah serta menangani Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), serta mendeteksi kebuntingan pada ternak, dilakukan melalui kegiatan penyuluhan di Kelompoktani Mekar Sari, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Kegiatan ini diinisiasi oleh mahasiswa Polbangtan Bogor Program Studi Penyuluhan dan Peternakan Kesehatan Hewan (PPKH), yaitu Riski dan Fakhrurrozi, yang saat ini sedang menjalani Tugas Akhir. Dalam pelaksanaannya, mereka didampingi oleh Penyuluh Pertanian Andri Kw serta Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) Wawan Joni.

Kelompoktani Mekar Sari yang diketuai oleh Pak Cicim Abdillah sebagian besar beranggotakan peternak domba dan kambing. Oleh karena itu, penyuluhan mengenai PMK serta metode deteksi kebuntingan dengan Air Aki Zuur menjadi sangat relevan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan mereka dalam menjaga kesehatan ternak.

Dalam sesi penyuluhan, para peternak diperkenalkan pada ciri-ciri klinis PMK, cara pencegahan, serta langkah-langkah penanggulangan jika ternak terinfeksi. Selain itu, mereka juga diberikan ilmu teknik mengenai metode deteksi kebuntingan menggunakan Air Aki Zuur, yang merupakan teknik sederhana namun efektif untuk membantu peternak mengetahui kondisi kebuntingan ternak mereka dengan cepat.

HASIL DAN OUTPUT KEGIATAN

1. Peningkatan Pengetahuan

Sebagian besar peternak yang sebelumnya tidak memahami PMK kini mengerti cara mengenali gejala serta langkah-langkah pencegahannya.

Peternak memahami manfaat deteksi kebuntingan sejak dini untuk meningkatkan produktivitas ternak.

2. Peningkatan Keterampilan

Peternak mendapatkan pelatihan langsung mengenai prosedur deteksi kebuntingan menggunakan metode Air Aki Zuur.

Mereka belajar cara menjaga kebersihan kandang dan sistem biosekuriti guna mencegah PMK.

3. Perubahan Sikap dan Tindakan

Peternak berkomitmen untuk menerapkan metode yang telah diajarkan dalam praktik beternak mereka.

Kesadaran akan pentingnya kesehatan ternak semakin meningkat, yang diharapkan dapat mengurangi risiko penyebaran PMK di wilayah tersebut.


Kegiatan ini mendapatkan respons positif dari para peternak yang merasa lebih siap dalam menghadapi potensi ancaman PMK serta mengoptimalkan manajemen reproduksi ternak mereka. Diharapkan, penyuluhan serupa dapat terus dilakukan secara berkala agar peternak semakin mandiri dalam menjaga kesehatan dan produktivitas ternak mereka. [Red_AKw]



















Komentar

Postingan populer dari blog ini

KWT EMBUN PAGI DESA CIMANDE HILIR JADI CONTOH KESUKSESAN PROGRAM P2L DI KABUPATEN BOGOR

KWT SRI REJEKI DESA LEMAH DUHUR KUATKAN KETAHANAN PANGAN MELALUI BUDIDAYA HORTIKULTURA

PENYULUH URUSAN SUPERVISI AKHIRI MASA JABATAN DENGAN MONITORING SEKOLAH LAPANG PADI GOGO DI KELOMPOKTANI TUNAS SEJAHTERA DESA CIPELANG