MONITORING TANAM PADI SAWAH: INPARI 42 DI KP. CURUGDENGDENG TUMBUH OPTIMAL, PETANI BUTUH PENDAMPINGAN JAJAR LEGOWO
Caringin, Kabupaten Bogor – Penyuluh Pertanian Desa Caringin, Andri Kw, melakukan monitoring kegiatan tanam padi sawah di Kelompoktani Suka Tani 1, Kampung Curugdengdeng, Desa Caringin, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meninjau pertumbuhan dan perkembangan bantuan benih padi varietas Inpari 42 yang dialokasikan untuk kelompok tersebut seluas 5 hektare dengan total benih sebanyak 125 kilogram.
Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan, pertumbuhan dan perkembangan padi Inpari 42 menunjukkan hasil yang sangat baik. Lebih dari 90% tanaman tumbuh dengan baik dan seragam. Hal ini tidak terlepas dari penerapan teknik seleksi benih menggunakan larutan garam sebelum persemaian oleh sebagian besar petani di kelompok tersebut. Selain itu, petani juga telah menerapkan sistem tanam serempak sehingga lahan sawah seluas 5 hektare siap ditanami secara optimal.
Namun, tantangan masih dihadapi petani, terutama dalam penerapan sistem tanam jajar legowo yang belum diterapkan. Penyuluh Pertanian menilai bahwa pendampingan lebih intensif diperlukan agar petani memahami manfaat sistem ini, seperti peningkatan hasil panen dan efisiensi pemeliharaan tanaman.
Saat ditemui di lokasi, Pak Hakim, salah satu anggota Kelompoktani Suka Tani 1, mengungkapkan kendala yang mereka hadapi. "Di sini sudah sangat sulit mencari tenaga kerja yang mau melakukan tandur padi sawah, sehingga kami terpaksa melakukan penanaman seperti biasanya. Apalagi, kami juga mengejar target agar semua sawah sudah tertanami sebelum Hari Raya Idul Fitri," ujarnya.
Penyuluh Pertanian akan terus memberikan pendampingan dan solusi inovatif agar petani dapat menerapkan sistem jajar legowo, termasuk memperkenalkan metode tanam yang lebih efisien dan menyesuaikan dengan keterbatasan tenaga kerja di lapangan.
Hasil Kegiatan (Output):
1. Pemantauan dan Evaluasi
Pertumbuhan padi Inpari 42 mencapai lebih dari 90% dengan kondisi yang baik dan seragam.
Teknik seleksi benih menggunakan larutan garam terbukti memisahkan benih yang berkualitas baik dengan yang buruk.
Petani telah menerapkan sistem tanam serempak pada lahan seluas 5 hektare.
2. Tantangan dan Kendala
Petani belum menerapkan sistem tanam jajar legowo, sehingga diperlukan pendampingan lebih lanjut.
Kesulitan mendapatkan tenaga kerja untuk tandur menjadi hambatan dalam penerapan metode tanam yang lebih efisien.
3. Tindak Lanjut dan Rekomendasi
Penyuluh akan terus melakukan sosialisasi dan pendampingan intensif mengenai sistem tanam jajar legowo.
Diperlukan solusi alternatif, seperti penggunaan alat mekanisasi pertanian untuk membantu petani yang mengalami keterbatasan tenaga kerja.
Evaluasi lanjutan akan dilakukan untuk memastikan keberlanjutan peningkatan produktivitas padi sawah di Kelompoktani Suka Tani 1.
Dengan adanya monitoring ini, diharapkan petani semakin memahami pentingnya penerapan teknologi pertanian yang lebih modern demi hasil panen yang lebih optimal dan berkelanjutan. [Red_AKw]
Komentar
Posting Komentar