MINYAK CIMANDE DARI TEBU: MAHASAKTI HERBAL WARISAN LOKAL KARYA KWT EMBUN PAGI DESA CIMANDE HILIR
Caringin – Inovasi luar biasa hadir dari Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor. Ibu Sani, anggota aktif Kelompok Wanita Tani (KWT) Embun Pagi, secara konsisten memproduksi minyak Cimande yang unik, berbahan dasar tanaman tebu. Produk lokal ini tak hanya menyimpan nilai ekonomi, tetapi juga khasiat luar biasa bagi kesehatan.
Minyak Cimande berbahan tebu yang diproduksi Ibu Sani telah dikenal masyarakat sekitar karena kegunaannya dalam membantu mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Proses produksinya dilakukan secara tradisional namun higienis, memadukan kearifan lokal dengan prinsip herbal alami.
Dengan bahan baku utama dari tanaman tebu lokal, minyak Cimande ini menjadi bukti bahwa pertanian bukan hanya menghasilkan pangan, tetapi juga solusi kesehatan alami. KWT Embun Pagi pun menjadi contoh kelompok tani wanita yang mampu mengangkat potensi lokal menjadi produk bernilai tinggi.
Manfaat Minyak Cimande dari Tanaman Tebu:
1. Meredakan Nyeri Sendi dan Pegal Linu: Kandungan alami dari tebu, terutama gula dan senyawa volatil yang diolah secara tradisional, mampu memberikan efek hangat pada tubuh dan melancarkan peredaran darah.
2. Mengobati Luka Ringan dan Memar: Minyak ini bersifat antiseptik dan mempercepat regenerasi kulit, cocok untuk luka gores, terkilir, dan bengkak.
3. Membantu Meredakan Gatal dan Gigitan Serangga: Sifat antiinflamasi dari minyak ini juga bermanfaat dalam meredakan iritasi ringan dan gatal-gatal pada kulit.
4. Relaksasi dan Aromaterapi Tradisional: Aromanya yang khas dari tebu memberikan efek tenang dan menenangkan pikiran, cocok untuk terapi pijat tradisional.
5. Meningkatkan Kesehatan Kulit: Dipakai secara rutin, minyak ini menjaga kelembapan dan kehalusan kulit secara alami.
Tahapan Pembuatan Minyak Cimande dari Tebu:
1. Pemilihan Bahan Baku: Pilih batang tebu yang sudah cukup tua dan manis. Biasanya digunakan varietas tebu lokal yang memiliki kandungan gula tinggi.
2. Pencucian dan Pemotongan: Tebu dicuci bersih lalu dipotong-potong kecil untuk memudahkan proses penggilingan.
3. Penggilingan: Tebu digiling hingga mengeluarkan sari atau nira tebu. Nira ini kemudian disaring untuk memisahkan ampas kasar.
4. Fermentasi Ringan: Beberapa produsen melakukan fermentasi ringan selama 1–2 hari untuk meningkatkan khasiat herbal.
5. Pemasakan: Nira direbus dalam wajan tanah liat atau wajan logam tebal dengan api kecil. Proses ini bisa memakan waktu 3–4 jam hingga air menguap dan tersisa cairan pekat berwarna kecokelatan.
6. Pencampuran Herbal Tambaha: Bisa ditambahkan bahan alami seperti jahe, serai, atau lengkuas untuk meningkatkan khasiat dan aroma.
7. Penyaringan dan Pengemasan: Cairan minyak disaring kembali lalu didiamkan hingga suhu turun. Setelah itu, dimasukkan ke dalam botol kaca atau plastik steril siap edar.
Hasil Kegiatan / Output:
Terlaksananya produksi rutin minyak Cimande berbahan dasar tanaman tebu oleh Ibu Sani dari KWT Embun Pagi.
Tersedianya produk herbal alami yang aman, teruji, dan dipercaya masyarakat sebagai alternatif pengobatan tradisional.
Meningkatnya nilai tambah dan pendapatan bagi pelaku tani perempuan.
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap manfaat tanaman tebu selain sebagai bahan pangan. [Red_AKw]
=======================================================
Dukung terus segala aktivitas dan kegiatan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Wilayah VII Distanhorbun Kabupaten Bogor yuk...!!!
=======================================================
Kunjungi kami di:
IG: bpp_wilayah_vii
FB: Bpp Wilayah VII
°
°
°
#distanhorbunkabbogor #distanhortijabar #jabarjuara #jabarjuaralahirbatin #jawabarat #westjava #dedimulyadi71 #rudysusmanto #jaro_ade #pertanian #bppsdmp #kementerianpertanian #kementan #kementanri #kecamatancijeruk #kecamatancigombong #kecamatancaringin #kementerianpertanianrepublikindonesia #jejak_penyuluh #desacimandehilir #kwtembunpagi #minyakcimande
Komentar
Posting Komentar