Bimbingan Teknis Pisang Barangan Jumbo Merah di Desa Tajurhalang: Dorongan untuk Kemitraan Petani yang Lebih Kuat


Tajurhalang, Cijeruk, Bogor (Kamis, 17 Oktober 2024) - Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pisang Barangan Jumbo Merah bagi para petani dan Kelompoktani setempat. Acara yang diinisiasi oleh Pemerintah Desa ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para petani dalam budidaya pisang Barangan Jumbo Merah, sekaligus membuka jalan bagi kemitraan dengan PT. Mandiri Banana Indonesia. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Desa Tajurhalang, Direktur PT. Mandiri Banana Indonesia, Koordinator BPP Wilayah VII, serta pakar pisang, Haji Agus Kosasih.


Dalam eksposenya, Andri Kiswantoro, atau yang lebih akrab disapa Andri Kw, menyampaikan pentingnya penyerapan pupuk bersubsidi yang masih di bawah 20% di Desa Tajurhalang. Ia mengingatkan bahwa petani yang belum menebus pupuk bersubsidi harus segera melakukannya sebelum akhir tahun, agar data mereka tidak ditolak oleh sistem ERDKK pada tahun 2025. Selain itu, Andri Kw juga memberikan saran kepada Kepala Desa Tajurhalang untuk mengalokasikan anggaran Dana Desa tahun 2025 guna mendukung kemitraan pisang Barangan Jumbo Merah, terutama dalam pengadaan bibit, pupuk, obat-obatan, dan plastik brongsong.


Kepala Desa Tajurhalang, Apud Ardiansyah, dalam sambutannya memberikan motivasi kepada para petani. Ia menekankan pentingnya keseriusan dalam bermitra dengan PT. Mandiri Banana Indonesia, karena hasil dari budidaya ini akan dinikmati oleh para petani sendiri. Selain itu, Apud juga menanggapi usulan dari Andri Kw, dan berjanji akan mengalokasikan Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan bagi warga yang terlibat dalam kemitraan tersebut.


Fachri Yulizar, Direktur PT. Mandiri Banana Indonesia, menyampaikan apresiasinya kepada para petani Desa Tajurhalang yang berpartisipasi dalam kemitraan ini. Fachri menjelaskan bahwa PT. MBI siap mendukung petani dengan menyediakan bibit berkualitas melalui sistem kultur jaringan, yang pembayarannya dilakukan setelah panen. Fachri juga mengingatkan agar petani yang bermitra tidak menjual hasil panennya ke pihak lain, karena hal tersebut pernah terjadi sebelumnya.


Deudeu SH, SP., yang hadir mewakili Koordinator BPP Wilayah VII Kabupaten Bogor, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, inisiatif dari Pemerintah Desa Tajurhalang dalam melibatkan masyarakat secara luas patut dicontoh, karena baru di Kecamatan Cijeruk—khususnya Desa Tajurhalang dan Palasari—kegiatan semacam ini dapat terlaksana dengan baik.


Pakar pisang Barangan Jumbo Merah, Haji Agus Kosasih, dengan gaya penyampaiannya yang humoris, mencairkan suasana yang sebelumnya kaku. Ia menyampaikan materi budidaya pisang secara santai namun mendalam. Dalam pesannya, Haji Agus mengingatkan bahwa kita harus "mengumpulkan gula agar semut datang dengan sendirinya," yang artinya menciptakan karya nyata terlebih dahulu, sehingga mitra dan konsumen akan datang dengan sendirinya. Haji Agus juga berjanji akan memberikan dukungan penuh berupa pengawasan dan pembinaan kepada petani yang bermitra dengan PT. Mandiri Banana Indonesia hingga tanaman pisang mereka tumbuh dan menghasilkan panen yang optimal.


Sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif, diwarnai oleh berbagai pertanyaan dari petani, mulai dari teknik budidaya hingga skema kemitraan yang ditawarkan oleh PT. Mandiri Banana Indonesia. Salah satu petani, Kang Jajang Saidi dari Kelompoktani Hade Tani, bertanya tentang cara optimal mengelola lahan yang terbatas untuk mendapatkan hasil panen maksimal. Ia juga ingin memastikan apakah PT. MBI akan terus mendukung petani dalam jangka panjang.


Antusiasme juga ditunjukkan oleh RT. Adon, anggota Kelompoktani Harum Tani, yang penasaran tentang kualitas bibit dan sistem pembayaran pasca panen. Pertanyaan-pertanyaan tersebut menunjukkan ketertarikan yang mendalam dari petani Desa Tajurhalang untuk berpartisipasi dalam kemitraan dan memanfaatkan potensi ekonomi yang ditawarkan oleh budidaya pisang Barangan Jumbo Merah ini.


Dalam kesempatan yang sama, Lilis Linda, Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) Desa Tajurhalang, melaporkan perkembangan positif dari program ini. Hingga saat ini, sebanyak 1200 batang bibit pisang Barangan Jumbo Merah telah didistribusikan ke berbagai Kelompoktani di Desa Tajurhalang, dan sebagian besar di antaranya sudah ditanam beberapa minggu yang lalu. "Petani di sini sangat antusias. Mereka tidak hanya menerima bibit, tapi langsung bergerak cepat untuk menanam dan merawatnya. Ini pertanda bahwa mereka melihat peluang besar dari kemitraan ini," ujar Lilis.


Lilis Linda juga menyampaikan bahwa kemitraan ini diharapkan dapat terus berkembang seiring waktu, dan para petani di Desa Tajurhalang sudah siap menghadapi tantangan serta peluang yang datang dengan budidaya pisang ini. “Saya yakin dengan semangat dan komitmen yang ditunjukkan oleh para petani, hasil panen pisang Barangan Jumbo Merah dari desa ini akan sukses dan membawa manfaat besar bagi seluruh masyarakat," tambahnya.


Kegiatan Bimbingan Teknis ini menandai awal yang cerah bagi petani Desa Tajurhalang, di mana kemitraan dengan PT. Mandiri Banana Indonesia diharapkan bisa membuka jalan menuju peningkatan ekonomi yang signifikan melalui budidaya pisang Barangan Jumbo Merah. [Red_Andri Kw]


Komentar

  1. Sipp lah Berkarya trus pa Andri Jangan Lupa senggol kita nanti yaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KWT SRI REJEKI DESA LEMAH DUHUR KUATKAN KETAHANAN PANGAN MELALUI BUDIDAYA HORTIKULTURA

KWT EMBUN PAGI DESA CIMANDE HILIR JADI CONTOH KESUKSESAN PROGRAM P2L DI KABUPATEN BOGOR

PENYULUH URUSAN SUPERVISI AKHIRI MASA JABATAN DENGAN MONITORING SEKOLAH LAPANG PADI GOGO DI KELOMPOKTANI TUNAS SEJAHTERA DESA CIPELANG